Tugu Perang Panta
Nagari
Sariak Mempunyai tugu perlawanan yang dinamakan sebagai Tugu Perang Panta. Tugu
Perang Panta yang diresmikan pada tahun 2018 ini merupakan tugu yang dibuat
dengan tujuan untuk mengenang usaha dan semangat pemuda Sariak untuk melawan
Belanda. Tugu Perang Panta berlokasi strategis kerena berbatasan langsung
dengan Nagari Sungai Pua.
Gambar 18. Tugu Perang Panta di Nagari Sariak
Sumber : Koleksi A. Syafri, B. A
Dikutip dari tulisan asli sebuah karya ilmiah yang
berjudul “ Masalah Perjuangan Rakyat Sariak Melawan Belanda” yang ditulis oleh
Yusra D, kemudian di rekonstruksi penulisan yang berjudul “ Perang Panta :
sejarah yang terlewatkan”. Pada buku ini dijelaskan bagaimana perjuangan pemuda
Sariak melawan penjajahan belanda pada tahun 1949.
Penyerbuan terhadap Belanda dilatarbelakangi oleh rasa
benci rakyat Sariak atas tindak dan campur tangan Belanda terhadap wilayah
Republik Indonesia yang mana telah memproklamirkan kemerdekaan. Belanda masih
berusaha untuk kembali menguasai Indonesia. Pemuda dan pemudi Sariak tidak
gentar untuk melakukan perlawanan terhadap Belanda.
Peristiwa
ini terjadi karena Belanda dengan asal menembak salah sorang pemuda yang
berasal dari Nagari Pua. Diceritakan bahwa pemuda Nagari Sungai Pua baru saja
pulang dari tempat pemandian sambil menjinjing sebuah kalenng yang berisi sabun
di dalamnya. Pada saat yang bersamaan Belanda sedang melakukan patroli yang
dimulai dari Sariak ke Sungai Pua. Para tentara Belanda yang melihat pemuda
tersebut secara kejam langsung menembaknya, ini disebabkan oleh pihak Belanda
yang berpikir bahwa kaleng yang dibawa pemuda tersebut merupakan granat.
Tentara Belanda yang merasa akan adanya ancaman dengan membawa granat oleh
pemuda tersebut tanpa berpikir panjang langsung melepaskan pelurunya ke pemuda
tersebut. Pemuda yang tidak tahu salahnya dimana itupun berakhir tragis begitu
saja.
Namun
disayangkan bahwa pihak dari Sungai Pua sendiri tidak melakukan apa-apa setelah
salah satu pemudanya tertembak mati oleh tentara Belanda. Hal ini kemungkinan
disebabkan oleh rasa takut masyarakat Sungai Pua untuk menghadapi tentara
Belanda. Belanda yang pada masa itu dilengkapi oleh senjata modern, sementara
Sungai Pua mereka tidak mempunyai apapun untuk membalas kejahatan tentara
Belanda. Maka dari itu Sungap Pua memilih untuk tidak melakukan apapun agar
tidak terjadi korban lainnya.
Namun
berbanding terbalik dengan pemikiran pemuda pemudi Sariak. Tidak adanya
perlawanan balik dari pihak Sungai Pua kepada Belanda membuat pemuda pemudi
Sariak marah akan hal itu. Pemuda pemudi
Sariak berkeinginan untuk membalas kekejaman Belanda tersebut. Setelah itu
pemuda pemudi Sariak berkumpul untuk menyusun rencana pembalasan kepada tentara
Belanda. Persatuan pemuda pemudi Sariak ini dikenal dengan nama Beruang Hitam
dan Tengkorak Merapi .
Gambar 19. Lukisan
visualisasi Peristiwa Perang Panta
Sumber :
Dokumen Kantor Wali Nagari
Setelah
menyusun strategi, pembalasan terhadap tentara Belanda diputuskan dilakukan di
daerah perbatasan antara Sungai Pua dan Saria yaitu Panta. Kemudian tibalah
waktunya pada tanggal 4 januari 1949 pemuda pemudi memulai aksinya untuk
membalas kejahatan Belanda. Perlawanan pemuda
pemudi sariak membuahkan hasil. Mereka berhasil membalas dendam kepada
tentara balanda. Di panta inilah tewasnya seorang Perwira Belanda dan anak
buahnya di ujung seenjata para pemuda Sariak yang ditambah dengan beberapa
orang tentara Sektor III Kompi Naga Jantan dibawah pimpinan M. Samsudin Zakaria
yang berpangkat Letnan Satu.
Penjelasan
diatas merupakan latar belakang dibangunnya Tugu Perang Panta ini. Pembangunan
Tugu bertujuan agar masyarakat tidak melupakan perjuangan yang dilakukan pemuda
pemudi pada zaman itu. Diharapkan juga untuk menjadi bahan pembelajaran bagi
generasi sekarang dan yang akan datang.


0 comments:
Posting Komentar