Medan Nan Bapaneh Cancang Lauak 16
Medan nan bapaneh cancang Lauak 16 atau lebih dikenal dengan
nama guguak laweh merupakan balai atau tempat bersidang para pemimpin adat di
alam terbuka. Medan nan bapaneh berasal dari dua kata, yaitu medan dan bapaneh.
Medan berarti area dan bapaneh berarti panas. Medan nan bapaneh cacang 16
merupakan suatu area atau tempat yang terbuka dan berpanas yang digunakan
sebagai tempat rapat para penghulu yang ada di Luhak Agam yang terdiri dari 16
Koto. Maka dari itu disebut sebagai medan nan bapaneh cancang lauak 16.
Gambar 16. Medan Nan Bapaneh Cancang lauak 16 di Nagari Sariak
Sumber :
Koleksi A. Syafri Imam, B. A
Masyarakat
Minangkabau dalam mengambil keputusan dan menyelesaikan masalah yaitu dengan
cara berpikir demokrasi, begitupun dengan Nagari Sariak. Masyarakat
mengedepankan logika dan sistem keterbukaan serta menghargai perbedaan. Dalam
hal tersebut, Nagari Sariak menyelesaikan masalah dan bermusyawarah di medan
nan bapaneh cancang Lauak 16, 16 Koto yang melatar belakangi Nama tempat tersebut terdiri dari 4 Nagari 16 Kampuang , pada Tahun 1918 merupakan pertemuan terakhir dari 16 Kampuang tersebut menyatakan bahwa 16 kampuang tersebut di sepakati menjadi 16 Nagari, sebagai berikut :
1. Nagari Sariak
2. Nagari Sungai Pua
3. Nagari Batagak
4. Nagari Batu Palano
5. Nagari Sianok
6. Nagari Koto Gadang
7. Nagari Guguak
8. Nagari Tabek Sarojo
9. Nagari Lambah
10. Nagari Panampuang
11. Nagari Biaro
12. Nagari Balai Gurah
13. Nagari Bukik
14. Nagari Kamang
15. Nagari Aua
16. Nagari Parumahan
.
Medan
nan bapaneh cancang lauak 16 berada di Tabek Sariak, tepat berada di belakang Mesjid
Syuhada. Medan nan bapaneh cancang lauak 16 ini memiliki luas diperkirakan sekitar
21m x 42m, dengan tinggi sekitar 2,5 m dan memiliki empat tangga untuk naik. yang mana ini menggambarkan empat buah Nagari, Jika berada di
medan nan bapaneh cancang lauak 16 kita akan dapat melihat dengan jelas di sebelah
barat gunung Singgalang dan di sebelah timur gunung Merapi.
Medan
nan bapaneh cancang 16 di Nagari Sariak digunakan sebagai tempat berdiskusi
untuk mengambil sebuah keputusan oleh para penghulu atau datuak yang mewakili
setiap kaumnya. Medan nan bapaneh cancang lauak 16 juga dijadikan sebagai tempat
diskusi pengangkatan penghulu atau datuak yang baru. Setiap penghulu atau datuak
akan duduk melingkar dan memberikan perwakilan suara masyarakat atau kaumnya.
Masyarakat tentunya percaya dengan sifat dari perwakilan mereka sehingga
keterwakilan tidak mempunyai cacat dalam setiap mewakili aspirasi kaum atau
masyarakatnya.
Gambar 17. Para penghulu atau datuak duduk melingkar di Medan Nan Bapaneh Cancang Lauak 16
Sumber :
Koleksi A. Syafri Imam, B. A
Gambar 17 diatas merupakan para penghulu atau datuak
yang duduk melingkar untuk suatu kerapatan adat di Nagari Sariak. Dari beberapa
pembaca pasti timbul rasa penasaran mengenai hal mengapa rapat adat harus
dilakukan di bawah panasnya matahari, kenapa tidak di lakukan di aula. Hal ini
bertujuan agar masyarakat juga bisa mendengar apa saja yang dibicarakan selama
rapat berlangsung. Masyarakat juga bisa mengetahui keputusan seperti apa yang
diambil pada rapat tersebut. Tidak hal yang perlu ditutup-tutupi demi kebaikan
kehidupan masyarakat bersama. Oleh karena itu masyarakat percaya terhadap
pemimimpin kaum mereka.


0 comments:
Posting Komentar