"Tagak Manjago Gunuang Marapi
Jauah Mancaliak Gunuang Singgalang
Oi Rang Banyak Kami Mananti
Nagari Sariak Samo Kito Jalang"

Nagari Sariak

Kec. Sungai Pua . Kab. Agam . Sumatera Barat

Minggu, 13 Agustus 2023

Peninggalan Lasuang di Sariak

            Selain menhir, di nagari ini juga terdapat beberapa batu lasuang dengan ukuran yang besar dan terlihat kokoh. Batu Lasuang juga memiliki peran yang penting dalam kehidupan dan aktivitas masyarakat urang saisuak (dalam seseorang yang sudah tua dan sudah sangat lama sekali atau orang yang hidup pada zaman dahulu) di Nagari Sariak.

Pada zaman dahulu lasuang atau lesung mempunyai konteks yang digunakan sebagai tempat untuk menumbuk padi. Untuk mengenang masa dahulu, lasuang juga dipergunakan untuk bermain bersama dan juga lasuang dijadikan tempat mendapatkan pengalaman hidup di masa yang akan datang. Seorang ibu tidak hanya memberikan nasihat ketika ada di rumah saja, tapi anak mendapatkan petuah-petuah ketika berada di lokasi lasuang.

Dalam kehidupan keluarga Minangkabau termasuk di Nagari Sariak, lasuang tidak hanya berfungsi sebagai penumbuk berbagai bahan kebutuhan tetapi juga digunakan sebagai alat komunikasi sosial antara satu individu dengan individu lainnya. Disinilah baik secara sengaja atau tidak sengaja, seorang ibu telah menanamkan nilai komunikasi kepada anak-anaknya.

Lasuang tidak hanya terbuat dari batu, namun lasuang juga terbuat dari kayu. Adapun lasuang yang terbuat dari kayu, orang zaman dahulu menamakannya dengan antan atau alu. Mengenai lasuang ini, sebenarnya lasuang tidak hanya digunakan untuk menumbuk padi menjadi beras, namun dapat digunakan untuk menumbuk beras menjadi tepung. Tepung yang dihasilkan  dari olahan tumbukan langsung akan berbeda rasanya dengan olahan yang digunakan dengan mesin.

 


Gambar 4. Lasuang Gadang di Sariak Ateh, Nagari Sariak 

Sumber : Koleksi Pribadi

Lasuang pada gambar di atas oleh masyarakat Sariak lebih dikenal dengan sebutan lasuang gadang. Lasuang gadang berlokasi di Sariak Ateh dan terletak di pinggir jalan. Penempatan dari lasuang gadang ini jika diperhatikan menancap pada tanah, sehingga masyarakat beranggapan bahwa lasuang ini cukup tinggi. Menurut informasi yang di dapat bahwa urang saisuak ketika menggunakan lasuang ini harus naik menggunakan tangga karena cukup tinggi.

Masyakarat dahulu yang berada di Nagari Sariak menggunakan lasuang gadang ini dengan sebaik mungkin. Tapi pada saat sekarang ini perkembangan zaman yang berkembang dengan sangat pesat maka lasuang gadang telah ditinggalkan dan tidak terawat lagi dapat dilihat dari gambar diatas dalam penempatan lasuang sudah tidak layak lagi.

Pada saat ini lasuang gadang dalam kondisi yang tidak terawat. Dikarenakan lasuang gadang ini telah tertutupi oleh semak belukar, sehingga ketika mengunjungi lasuang tersebut para pengunjung tidak akan dapat melihat lasuang itu dengan jelas. Untuk dapat melihatnya secara jelas diharuskan untuk menebang atau membersihkan semak di sekitarnya.

Penempatan lasuang gadang yang strategis ini dapat menjadi pusat peninggalan sejarah yang masih ada hingga saat ini. Posisi penempatan dari lasuang gadang ini yang berada di pinggir jalan memudahkan masyarakat Nagari Sariak atau masyarakat umum untuk melihat dikarenakan lasuang gadang menjadi barang langka pada saat sekarang ini.

 

 

Gambar 5. Lasuang jantan  yang berlokasi di Pasa Kubang

Sumber : Koleksi pribadi

              Pada gambar 5 diatas lasuang ini dinamakan dengan lasuang jantan. Lasuang ini terletak di jorong Pasa Kubang yang ada di Nagari Sariak, untuk menemukan lasuang ini diharuskan untuk bertanya terlebih dahulu kepada warga sekitar. Dapat dilihat kondisi lasuang jantan lebih bersih dibandingkan lasuang gadang sebelumnya. Hal ini disebabkan karena keberadaan lasuang jantan ini berada di belakang rumah salah seorang warga maka dari itu, kebersihan dan keadaan lebih terawat. Adanya bunga dan rumput yang mempercantik  bentuk dari lasuang jantan ini, menjadi penarik bagi orang yang ingin mengunjungi lasuang jantan ini.

    Untuk fungsi dari lasuang jantan ini memiliki kesamaan dengan lasuang gadang, yang menjadi pembeda dari lasuang jantan ini adalah luasnya. Panjang yang berkisar kurang lebih 1 Meter dan juga lebar berkisar antara 50-60 cm. Tidak diketahui mengapa dinamakan dengan lasuang jantan, ini diyakini bahwa urang saisuak yang menamakan seperti itu dan terus berlanjut hingga ke generasi sekarang. Pemberian nama lasuang jantan tentu memiliki makna tersendiri sehingga diberikan nama demikian, namun tidak ada yang mengetahui alasan pasti alasan dibalik penamaan lasuang jantan itu.

                 Gambar 6. Lasuang yang berlokasi kantor walinagari di Pasa Kubang

Sumber : Koleksi pribadi

            Lasuang Gadang juga dapat kita temukan di depan kantor Wali Nagari Sariak. Lasuang ini ditempatkan di dalam halaman Kantor Wali Nagari Sariak. Berbeda dengan lasuang gadang sebelumnya, lasuang yang yang berada di kantor Wali Nagari ini lebih terawat dan terjaga. Hal tersebut bisa disebabkan oleh letaknya yang berada di tempat ramai sehingga lasuang tersebut lebih terawat.

Gambar 7. Lasuang Duo Baleh atau Lasuang Bunian yang berlokasi di Tabek Tanjuang

Sumber : Koleksi pribadi

Pada gambar diatas merupakan penampakan lasuang duo baleh atau lasuang bunian. lasuang ini dinamakan sebagai lasuang duo baleh dikarenakan lubang yang terdapat pada lasuang ada sebanyak 12 lubang. Namun beberapa masyarakat juga menyebutkan bahwa lasuang itu merupakan lasuang milik orang bunian. Berangkat dari mitos di Minangkabau orang bunian adalah makhluk yang memiliki alam tersendiri di dalam hutan sepi dan tidak dihuni oleh manusia. Menurut KBBI, orang bunian adalah makhluk halus atau siluman yang hidup di dalam hutan. Inilah yang menjadi ciri khas dan daya tariknya.      

Beberapa masyarakat juga mengatakan bahwa lasuang ini digunakan oleh orang bunian namun wujud mereka tidak pernah terlihat secara langsung. Jika diperhatikan memang tidak wajar jika suatu batu lesung memiliki lubang berjumlah 12, dan juga setiap lubang yang terdapat di lasuang duo baleh atau lasuang bunian memiliki ukuran yang tidak sama dimulai dari yang besar dan yang kecil. Tentu hal ini akan menarik rasa penasaran dibalik latar belakang lesung ini bagi yang melihatnya.

Lausuang duo baleh atau lasuang bunian ini juga letaknya berdekatan dengan mata air di tabek sariak. Berdasarkan gambar 7 diatas dapat dilihat jika kondisi lasuang sangat tidak terawat, bahkan beberapa bagian lasuang sudah dibeton untuk aliran air yang menyebabkan lubang lainnya yang ada pada lasuang tidak terlihat dengan jelas. Rumput-rumput dan lumut juga ikut menutupi lasuang ini, sehingga untuk dapat melihat lubang dengan jelas diharuskan untuk membersihkan rerumputan dan lumut yang terdapat di dalam lubang lasuang.

Lasuang telah ditinggalkan dan nilai kehidupan yang telah terbagun sebelumnya telah kehilangan konteksnya. Keberadaan lasuang yang ada di Nagari Sariak ini  telah ditelan oleh masa, maka dari itu lasuang ini harus dibangkitkan lagi, salah satu caranya dengan membuat informasi semenarik mungkin agar masyarakat tidak jenuh dan bosan dalam melihatnya dan juga perlu penanaman pengetahuan mengenai penunggalan sejarah ini kepada anak-anak yang akan menjadi penerus negeri ini agar peninggalan sejarah yang ada di Nagari Sariak ini tidak punah dan hilang begitu saja.

      Banyaknya lasuang dan jenisnya yang terdapat di Nagari Sariak berdasarkan penjelasan sebelumnya, bisa menjadi potensi peninggalan sejarah di Nagari Sariak. Peninggalan lasuang ini adalah sebagai bukti aktivitas dan kebudayaan manusia dahulu. 

Bio, Nagari Sariak. Nagari Sariak berada di Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatra Barat. Luas Nagari: 9,74 kilometer persegi atau 25,76 persen dari luas wilayah Kecamatan Sungai Pua.

0 comments:

Posting Komentar

Kata Kata Motivasi

Ketahui Lebih Jauh Tentang Nagari Sariak

Kontak